Rabu, 11 Februari 2009

Kisah Dajjal dan Iblis di Sebuah Waktu yang Lucu (Cerita 3)

Di sebuah waktu yang lucu

Aku pernah ingin menguasai puncak gerobak Partai Penopang Proyek (PPP)

Agar kuasaku menyebar di seluruh negeri

Agar tanganku semakin mudah mencakar wajah musuh

Agar kakiku semakin tertancap kukuh


Kukeluarkan sebagian pundiku untuk kemenangan

Tapi tak mampu

Kocek musuhku tak tertandingi

Aku pun meminta bantuan tuan kecilku

Tuan penghisap keringat manusia

Tuan penumpuk harta

Serumpun mafia kudis di tanah ini

Aku janjikan kepadanya setumpuk uang pinjaman

Ia pun memenuhi inginku

Tapi aku tetap tak bisa mengalahkan musuhku

Dan semua terbuang sia-sia


Dan aku masih berada di pundak gerobak lokal

Suatu waktu musuhku melepasku

Tapi aku masih bisa membujuknya

Dengan kata-kata hijau dan nyanyian kantongku


Pada kuasa gerobak lokal itu kutempatkan istriku di nomor satu

Di sebuah pertarungan kursi kehormatan

Dan suatu waktu kugadang menggantikan posisiku

Agar aku masih bisa mengeruk kekayaan di tanah ini

Agar emasku berkeping tinggi

Agar kuasaku tetap tidak menjadi batu

Ya, karena aku dajjal dan iblis di tanah berkah ini

***

Pembacaku.. tak seperti istriku, aku sendiri berada di nomor urut bungsu. Pada mulanya aku ingin membantu istriku di kursi kehormatan itu. Tapi sebuah keputusan majelis tinggi lalu merobohkan inginku. Akhirnya, aku pun tak ingin ketinggalan bertarung merebut kursi itu. Ya, siapa tahu aku dan istriku bisa berada di sana, melenggang di puncak kehormatan. Menghapus jejak dosaku di tanah ini.

Hasrat kuasaku bergolak kencang. Lalu kukerahkan kuasaku agar para punggawa mendukungku. Kuperintahkan para punggawaku mengatur strategi, membagi-bagi wilayah di mana aku dan istriku mendulang angka. Dan para punggawa itu tak sadar bahwa mereka telah kutipu dan kubodohi. Seandainya aku menyuruh mereka menjilat isi bokongku, aku yakin mereka tak menolaknya.

Pembacaku, entah apa yang ada dalam isi hati dan pikiranku untuk menduduki kursi itu. Aku tak perlu menjelaskan satu persatu, aku yakin pembaca tahu. Ya, karena aku dajjal dan iblis di tanah berkah ini…

2 komentar:

  1. ck...ck...ck... nggak tau malu...!!

    http://pandeglang-menggugat.blogspot.com

    BalasHapus
  2. dimyati tuch y dajjal ya Iblis.
    Sharing Link//www.darahjuangpandeglang.blogspot.com

    BalasHapus

Pengikut

Mengenai Saya

Pandeglang, Banten, Indonesia
Namaku Ahmad Sampurna. Aku lahir di Pandeglang, 20 Nopember 1980. Kuliah di Jurusan Matematika IKIP Jakarta, dan lulus pada thn 2002. Kini mengajar di SMP Cimanuk. Jujur, aku kecewa dan sedih melihat kondisi pendidikan Pandeglang yang rapuh. Infrastruktur pendidikan yg acak adut, ada kesan pelakunya (perhatikan Kadis dan Bupati) lebih mengutamakan kepentingan diri. Lebih parah lagi, ada sebuah upaya penggiringan (dominasi) yg dilakukan penguasa kepadaku dan rekanku. Lbh dr itu, aku merasakan roda pemerintahan yang tidak benar. Karena itu aku menuliskan unek-unekku di blog ini. Tapi aku tak takut. Aku serahkan semuanya kepada Allah SWT, pemilik dan penguasa negeri ini. Aku tak takut PNS-ku hilang dan pemutasian. Aku berusaha meyakini ayat AlQur'an, waman yattaqillahu yaj'allahu mahraja wayarzuqhu min haytsu la yahtasib. Aku percaya bahwa urusan rizki itu ada pada Allah, Robbul Izzati, bukan pada Kadis dan Bupati Dimyati. Dan aku pun berharap kepada rekan-rekanku agar bisa membuka mata, hati, dan pikiran bahwa sebenarnya kita ditindas dan didzolimi.