Rabu, 04 Februari 2009

Munajat Hijau

Hijau dedaunan
Hijau rerumputan
Hijau...

Hijau Masjidku
Hijau majlisku
Hijau...

Hijau sekolahku
Hijau tempat kerjaku
Hijau...

Hijau kolorku
Hijau kemaluanku
Hijau...

Hijau bola mataku
Hijau isi telingaku
Hijau...

Hijau anusku
Hijau kotoranku
Hijau...

Hijauhijauhijauhijauhihijauhijauuuuuhi....
Tuhanku, bukankah hidup ini warna-warni?

2 komentar:

  1. Menanyakan Kejujuran
    Rombangan mobil PEMDA berkunjung kecamatan untuk kegiatan Pembinaan Wilayah dalam rangka SUKSESI PEMILU. Jalan menuju kecamatan berliku-liku dan penuh jurang. Setelah selesai kegiatan rombongan tersebut pulang ke Pandeglang namun naas, ditengah jalan mobil tersebut masuk jurang. Beberapa penduduk segera menolong mereka dengan menguburkan para penumpang bus ditempat itu juga. Sehari kemudian polisi datang ketempat kejadian lalu menanyakan ke para penduduk setempat.

    Polisi: "Kemarin ada kecelakaan bus rombongan dari PEMDA, bagaimana dengan penumpangnya, apakah masih ada yang hidup?"
    Penduduk: "Iya kemarin sih ada beberapa penumpang yang merintih: 'tolooong saya pak, saya masih hiduuup.'"
    Polisi: "Lalu kemana penumpang yang hidup itu sekarang?"
    Penduduk: "Sudah kita kubur, Bapak kan tau … kejujuran PEJABAT Pandeglang. Bilangnya A tapi nyatanya B. Paling mereka kemarin ngaku hidup, padahal sih sebenarnya sudah mati. Jadi kita kubur saja!"

    BalasHapus

Pengikut

Mengenai Saya

Pandeglang, Banten, Indonesia
Namaku Ahmad Sampurna. Aku lahir di Pandeglang, 20 Nopember 1980. Kuliah di Jurusan Matematika IKIP Jakarta, dan lulus pada thn 2002. Kini mengajar di SMP Cimanuk. Jujur, aku kecewa dan sedih melihat kondisi pendidikan Pandeglang yang rapuh. Infrastruktur pendidikan yg acak adut, ada kesan pelakunya (perhatikan Kadis dan Bupati) lebih mengutamakan kepentingan diri. Lebih parah lagi, ada sebuah upaya penggiringan (dominasi) yg dilakukan penguasa kepadaku dan rekanku. Lbh dr itu, aku merasakan roda pemerintahan yang tidak benar. Karena itu aku menuliskan unek-unekku di blog ini. Tapi aku tak takut. Aku serahkan semuanya kepada Allah SWT, pemilik dan penguasa negeri ini. Aku tak takut PNS-ku hilang dan pemutasian. Aku berusaha meyakini ayat AlQur'an, waman yattaqillahu yaj'allahu mahraja wayarzuqhu min haytsu la yahtasib. Aku percaya bahwa urusan rizki itu ada pada Allah, Robbul Izzati, bukan pada Kadis dan Bupati Dimyati. Dan aku pun berharap kepada rekan-rekanku agar bisa membuka mata, hati, dan pikiran bahwa sebenarnya kita ditindas dan didzolimi.