Jumat, 06 Februari 2009

Siapa yang berani kepadaku? Kisah Dajjal dan Iblis di Tanah Berkah (Cerita 2)

Kini aku berkuasa penuh..

Semua partai melirikku.

Semua orang mendekatiku

Menjilatku

Memujiku

Mencuri perhatianku


Aku mainkan semuanya…

Aku jadikan birokrasi sebagai celengan

Aku jadikan pelaku birokrasi sebagai mafia buduk

Menjadi budak belianku

Dan aku menjadi konduktor kejahatan di tanah ini..


Ayo, siapa yang berani kepadaku?

Aku dajjal

Aku iblis di tanah berkah

Tak seorang pun berani menyentuhku

Tak seorang pun mampu melawanku

Aku bujuk siapa saja yang menentangku

Dan kuhancurkan siapa pun yang terus memusuhiku


Ayo, siapa yang berani kepadaku?

Aku dajjal

Aku iblis di tanah berkah

Aku suapi pelaku hukum di negeri ini

Aku recehi kuli tinta yang usil kepadaku

Dan kuberikan secuil proyek pembangunan

pada orang yang kuanggap kuat di tanah asing ini...


Ayo, siapa yang berani kepadaku?

Aku dajjal

Aku iblis di tanah berkah

Aku obrak-abrik agama untuk kepentingan politikku

Aku tak takut Tuhan

Aku tak takut siksa kematian

Dan aku anggap kehidupan dan kekuasaan ini abadi


Ayo, siapa yang berani kepadaku?

Aku dajjal

Aku iblis di tanah berkah

Tapi aku tak mungkin berjalan sendiri

Aku harus memiliki gerobak untuk masa depan politikku

Untuk masa depan istriku

Dan akhirnya aku memilih gerobak kusam: Partai Penopang Proyek (PPP)

***

Di suatu hari yang kelam, aku memerintahkan para punggawa yang berlindung di ketiakku untuk mengampanyekanku dan istriku. Itulah cara yang bisa kulakukan agar aku dan istriku tetap bertahan di puncak kehormatan. Sebab aku sadar, meski aku menguasai pundak gerobakku, tak semua penumpang gerobak itu mendukungku. Sebab aku sadar, saat ingin menguasai pundak gerobak itu, aku telah menipu dan berbohong kepada mereka. Jujur, aku tak mendapat dukungan mereka. Aku hanya iming-imingi mereka, dan sedikit kupenuhi isi kantong mereka. Aku pun sadar itu. Dan, ketika aku akan melangkah menuju puncak kehormatan, penumpang gerobak itu mulai berpaling dan rapuh. Akhirnya, satu cara jitu yang bisa kulakukan yaitu dengan memerintahkan para punggawa untuk mendukungku dan istriku. Aku janjikan mereka kenaikan pangkat. Aku janjikan mereka kenaikan gaji. Aku ancam mereka dilemparkan ke tanah sunyi; dan menyiksa asa mereka untuk tidak menjadi punggawa tetap. Aku mainkan isi pikiran dan keinginan mereka. Ya, karena aku berkuasa penuh di tanah ini. Aku seperti Tuhan di tanah ini. Ya, karena aku dajjal dan iblis di tanah berkah ini…

Ayo, siapa yang berani kepadaku?

5 komentar:

  1. wak...wak...wak...wak...!!
    SELAMA INI KITA DIBOHONGI OLEH DAJAL & IBLIS HIJAU...!!!

    pandeglang-menggugat.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Ya Allah tidak ada yang kuasa menyempitkan apa yang Engkau lapangkan,tidak ada yang kuasa melapangkan apa yang Engkau sempitkan. Tidak ada yang kuasa memberi petunjuk untuk yang telah engkau beri petunjuk. Tidak ada yang memberi kuasa apa-apa yang Engkau tahan. Tidak ada yang kuasa menaham apa-apa yang Engkau berikan. Tidak ada yang kuasa mendekatkan apa yang Engkau jauhkan, tidak ada yang menjauhkan apa yang Engkau apa yang Engkau dekatkan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa-apa yang Engkau berikan kepada kami dan keburukan apa-apa yang engkau tahan dari kami.

    BalasHapus
  3. kang...ada salam dari dajal & Iblis

    BalasHapus
  4. kira-kira dajal VS Yesus menang mana yach..???

    BalasHapus
  5. Aku hanya ingatkan kepada kawan-kawan di Pandeglang sana, hari ini kita menulis keluhan tentang si dajal. dan jika esok ada imam mahdi yang akan menggarus si dajjal apakkah kita akan masuk barisan itu? kalo aku tentunya paling depan karena aku sendiri yang akan menggarus si dajjal sendirian, apakah kawan-kawan ikut denganku.....?

    BalasHapus

Pengikut

Mengenai Saya

Pandeglang, Banten, Indonesia
Namaku Ahmad Sampurna. Aku lahir di Pandeglang, 20 Nopember 1980. Kuliah di Jurusan Matematika IKIP Jakarta, dan lulus pada thn 2002. Kini mengajar di SMP Cimanuk. Jujur, aku kecewa dan sedih melihat kondisi pendidikan Pandeglang yang rapuh. Infrastruktur pendidikan yg acak adut, ada kesan pelakunya (perhatikan Kadis dan Bupati) lebih mengutamakan kepentingan diri. Lebih parah lagi, ada sebuah upaya penggiringan (dominasi) yg dilakukan penguasa kepadaku dan rekanku. Lbh dr itu, aku merasakan roda pemerintahan yang tidak benar. Karena itu aku menuliskan unek-unekku di blog ini. Tapi aku tak takut. Aku serahkan semuanya kepada Allah SWT, pemilik dan penguasa negeri ini. Aku tak takut PNS-ku hilang dan pemutasian. Aku berusaha meyakini ayat AlQur'an, waman yattaqillahu yaj'allahu mahraja wayarzuqhu min haytsu la yahtasib. Aku percaya bahwa urusan rizki itu ada pada Allah, Robbul Izzati, bukan pada Kadis dan Bupati Dimyati. Dan aku pun berharap kepada rekan-rekanku agar bisa membuka mata, hati, dan pikiran bahwa sebenarnya kita ditindas dan didzolimi.